Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Selasa, 27 Desember 2011

Trivia

Trivia
1.     Penduduk Swedia dilarang mengecat rumah tanpa

Pengetahuan Alam

Sistem Ekskresi pada Manusia
           Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan

Minggu, 25 Desember 2011

Berita

Serangga Terbesar Dunia Ditemukan di Selandia Baru
Ini jelas bukan berita bagus bagi mereka yang mengidap entomophobia, atau

Pengetahuan

Memperbaiki Hidup Dengan Mengontrol Emosi Negatif
Setiap manusia memiliki emosi negatif dan positif. Jika tak bisa mengontrolnya, emosi akan

Tips Kecil

Kiat Jitu Antre Gadget Diskon
Walau menguras tenaga dan waktu, kadang diskon yang diberikan pada suatu ajang promosi memang cukup besar. Tak heran, banyak orang rela mengantre

Jumat, 23 Desember 2011

Pengetahuan

Lima Masalah Utama Perlindungan Hutan Indonesia

            Di Nusa Dua, Bali, pada 2007, dari Konferensi Perubahan Iklim PBB yang berlangsung di sana, muncul sebuah skema ekonomi yang cukup revolusioner. Negara-negara maju akan membayar negara-negara berkembang yang memiliki hutan luas untuk tidak menebang hutan mereka. Alasannya, hutan-hutan itu penting untuk menyerap gas rumah kaca akibat kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara maju.

            Skema ekonomi untuk menjaga hutan tetap lestari itu kemudian memiliki nama REDD (singkatan dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation/mengurangi emisi dari penebangan dan kerusakan hutan).        

            Indonesia, sebagai pemilik hutan tropis terluas ketiga di dunia, tentu bisa mendapat keuntungan dari dana REDD yang diberikan oleh negara-negara maju.       

            Seusai Konferensi Perubahan Iklim di Nusa Dua itu pun, gubernur-gubernur di Indonesia yang wilayahnya memiliki hutan langsung bersemangat menentukan kawasan hutan mereka yang bisa dijadikan proyek percontohan bagi skema REDD ini. Tak bisa dipungkiri, antusiasme ini tentu berhubungan dengan janji-janji besarnya dana yang bisa diperoleh.

            Lima tahun kini sudah berlalu sejak Konferensi Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali. Ternyata, dalam jangka lima tahun itu ditemukan bahwa Indonesia masih memiliki masalah hutan yang harus diselesaikan jika ingin mendapat porsi dana besar dari skema REDD tersebut.      

            Inti utama masalahnya adalah bahwa Indonesia masih belum bisa membuktikan bahwa mereka akan bisa melindungi hutannya dari ancaman kerusakan, bukan hanya akibat pembalakan liar, tapi juga karena keputusan-keputusan pemerintah. 

            Pada Forest Day 5 di Durban, Afrika Selatan, Minggu (4/12), peneliti kehutanan dari lembaga penelitian CIFOR yang berkantor di Bogor, Daju Pradnja Resosudarmo memetakan lima masalah utama soal perlindungan hutan di Indonesia yang bisa menghambat kemajuan skema REDD.        

1. Penebangan Hutan Dalam Skala Besar Masih Terus Terjadi Di Indonesia. Salah satu penyebab penebangan hutan yang terus terjadi adalah karena lahan hutan yang berubah fungsi, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan perkebunan.

2. Ekonomi Indonesia Yang Masih Sangat Tergantung Pada Sumber Alam. Kekayaan alam (hutan, tambang) masih menjadi pilar penyokong utama pemasukan di Indonesia. Daju menyebut, sekitar 70 persen pendapatan non-pajak Indonesia berasal dari kekayaan alam. Pelestarian hutan untuk persiapan proyek REDD pun belum menjadi prioritas. Singkatnya, masih lebih menguntungkan menebang hutan daripada menjaga hutan alami.     

3. Perluasan Wilayah Pertanian, Perkebunan, Serta Tambang. Semakin banyaknya investor asing di bidang kelapa sawit dan tambang batubara menyebabkan ekspansi besar-besaran perkebunan kelapa sawit dan aktivitas pertambangan. Beban hutan pun bertambah karena lahan perkebunan kelapa sawit biasanya berasal dari kawasan hutan yang kemudian berubah fungsi. Selain itu, deposit batubara kebanyakan terletak di kawasan hutan.

Industri kelapa sawit dan tambang (yang bisa mengancam kelestarian hutan) juga mendapat keuntungan dan dukungan dari sektor finansial. Daju mengilustrasikan, karena industri ini sangat menguntungkan, maka perbankan memberi bunga rendah untuk pembukaan dan perluasan usaha kelapa sawit atau pertambangan.         

Belum lagi pajak bumi dan bangunan untuk hutan yang sangat rendah, sehingga memudahkan individu atau perusahaan untuk 'memiliki' ribuan hektar hutan dengan pajak murah.

4. Tabrakan Administrasi. Sekitar 70 persen dari lahan di Indonesia adalah hutan, dan ini menjadi milik negara. Dengan desentralisasi, hak pengelolaan hutan pun dikembalikan ke pemerintahan lokal. Sayangnya, situasi ini malah memunculkan tubrukan antara izin penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah regional. Tumpang-tindih izin pengelolaan hutan pun bisa menambah beban pada upaya pelestarian.

Daju juga mencontohkan Provinsi Kalimantan Tengah yang sangat berminat untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawitnya. Ini tentu berpotensi menjadi kompetisi untuk skema pelestarian hutan di bawah REDD.

5. Keputusan-Keputusan Politik. Proses pengambilan keputusan politik menjadi kelemahan terbesar. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tidak transparannya proses pemberian izin pengelolaan untuk industri-industri yang bersifat mengeruk kekayaan alam. Selain itu, proses pengambilan keputusan juga jarang melibatkan partisipasi masyarakat lokal.

            Ketika ditanya apa solusi termudah untuk mempertahankan kondisi hutan Indonesia setelah melihat lima masalah di atas, Daju mengatakan, "Proyek pembangunan lain mendapat subsidi yang sangat besar. Jika tanah atau hutan dibuat lebih mahal, maka itu akan membatasi kompetisi atas hutan. Pemerintah harus mensubsidi lebih banyak proyek-proyek yang mengutamakan lingkungan."     

            Dan tanpa keputusan politik yang besar di tingkat nasional, kerusakan hutan di Indonesia masih akan sulit dihentikan.

Pengetahuan

Tak Selamanya Tertawa menyehatkan, bagi Penderita Chiari Bisa Sebabkan Kematian

            Carolyn Gibbons (23 tahun) menderita sakit yang cukup langka. Sejak bulan Maret lahun lalu, ia mengalami malformasi otak. Guru muda ini mengalami gangguan neurologis. Dokter memperingatkan ia bisa mati jika tertawa terlalu keras. Tertawa dengan keras bisa mendorong otaknya keluar dari tengkorak.
            Ia divonis mengalami kondisi yang disebut Chiari malformasi, yang berarti bagian bawah otaknya terlalu besar. Hal ini dapat memblokir aliran cairan ke kepalanya melalui kanal tulang belakang. Gerakan tubuh yang menghentak seperti tertawa dapat meningkatkan resiko kematian mendadak.
            Carolyn awalnya berpikir kondisi yang dialaminya tak terlalu berbahaya. "Saya pikir obat bisa mengendalikan sakit saya. Tapi gejala yang semakin buruk membuat saya sadar ternyata otak saya lebih besar dari tengkorak," ujar dia.
            Ia tak bisa berlaku seperti orang normal. Tiap gerakan mencolok yang ia lakukan dapat menyebabkan rasa sakit yang mengerikan dan dapat menyebabkan otak terdorong keluar dari tengkorak, dan  herniate masuk ke dalam tulang belakang.
            Ia baru menyadari kondisi yang dialaminya saat ia pingsan dari sekolah, akhir Maret lalu. Ia mengalami sakit kepala yang luar biasa. Setelah diperiksa melalui scan otak, barulah ia tahu ada bagian tertentu dari otaknya yang memiliki ukuran tidak wajar. Untuk mengontrol rasa sakit, ia harus meminum 50 pil sehari.
            Pekerjaannya sebagai guru terpaksa harus ia tinggalkan agar kondisinya tidak memburuk. Carolyn akhirnya menjalani operasi pada 29 Juli. Ahli bedah 'membuang' sedikit bagian dari tulang belakang dan tengkorak seluas 2,5 cm persegi untuk membuat ruang lebih untuk ukuran otaknya.
            Akibat operasi itu, ia kini mengalami alergi medis terhadap bagian yang digunakan untuk menutup lubang di tengkoraknya. Dia sekarang menderita insomnia ekstrim. Ia bisa tidak tidur selama 60 jam. Sebuah kantung cairan juga masih tersisa di tulang punggungnya. Ia memerlukan operasi lain untuk mengeringkan cairan tersebut agar hidup normal. "Saya hanya berharap ada operasi lain sehingga saya bisa tertawa tanpa ada resiko kematian," ujar dia. Yang dialami oleh Carolyn adalah kasus langka. Terjadi dengan perbandingan satu dari 1.000 orang.

Kamis, 22 Desember 2011

Kewarganegaraan

Otonomi Daerah 
 1.  Pengertian Otonomi daerah
          Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk

Selasa, 20 Desember 2011

Misteri

Misteri Segitiga Bermuda

Apa yang dimaksud ‘Segitiga Bermuda’?        
            Kata “Bermuda” berarti bulan ke tujuh dalam tahun Qibthi. Tetapi seorang ilmuwan Amerika yang berasal dari Puerto Rico mengemukakan bahwa

Tips Kecil


Tips Berkemas Ringan untuk Liburan Bergaya
Tetap gaya saat liburan bukan berarti harus memboyong seluruh isi lemari Anda. Cukup pilih beberapa benda yang tepat dan Anda pun tak perlu